1) aku percaya takdir :
saat kamu nggak disangka bakal ketemu jodohnya di sebuah toko buku. nggak sengaja si dia jatuhin salah satu buku milik toko buku itu, dan kamu saat itu berada di sampingnya. secara spontan kamu membantu si dia mengembalikan buku itu, dan si dia pun juga melakukan hal yang sama (sinetron). dan akhirnya kalian saling senyum, saling kenal, saling minta nomer telpon, kencan, pacaran, menikah. so.. mari kita ulang dari awal..
saat kamu berada di toko buku itu. coba saja kamu datang lebih awal 1 jam, maka kamu tidak akan bertemu jodohmu, atau jika saja kamu tidak membantu memungut buku yang jatuh itu, maka kamu tidak akan pernah kenal dengannya. jadi... kita tarik kesimpulan, bahwa itu adalah takdir.
2) aku nggak percaya takdir :
jika ada seorang penjahat melakukan kejahatannya. apa dia salah ??? bukannya itu takdirnya untuk melakukan kejahatan ??? lalu, salah siapa kalau begitu ?
yaah. memang membingungkan. banyak orang yang percaya takdir dan juga banyak orang tidak percaya takdir.
tapi sih kalau menurutku takdir itu nggak ada sih (yaelah. bingung -__-) yang ada itu cuman pilihan hidup. kalau tadi misalnya kita jadi penjahat, dan saat ditanya "kenapa kamu jadi penjahat ?", kamu tidak boleh menjawab "takdir, pak." karena itu adalah pilihan hidup kamu jadi penjahat. jadi (mungkin, nggak tahu juga sih ?!) Tuhan itu sudah menyiapkan banyak jalan di hadapan kamu, dan kamu harus memilihnya sebagai jalan hidup kamu. so... kitab suci itu tuntunan kita, dia layaknya peta di hidup kita, layaknya penunjuk jalan sebenarnya. maka, jangan sampai kamu memarahi Tuhan karena takdirmu jelek, karna itu memang salah kamu sendiri memilih jalan yang salah ! Tuhan sudah kasih clue (petunjuk) jalan yang benar melalui kitab suci*.
jadii... masih percaya takdir ? atau sudah tidak percaya takdir ?
kembali ke diri kita masing-masing saja deh....
NB : (*) kitab suci :
alkitab (tanpa deuterokanonika ) : kristen,
alkitan (dengan deuterokanonika ) : katolik
al-quran : muslim
budha : tripitaka
hindu : veda
dan agama yang lain...
bukan perbedaanlah yang menjadikan penting, namun membuat perbedaan itu menjadi harmonis adalah momen yang paling membahagiakan
sekian,
AWA
tapi sih kalau menurutku takdir itu nggak ada sih (yaelah. bingung -__-) yang ada itu cuman pilihan hidup. kalau tadi misalnya kita jadi penjahat, dan saat ditanya "kenapa kamu jadi penjahat ?", kamu tidak boleh menjawab "takdir, pak." karena itu adalah pilihan hidup kamu jadi penjahat. jadi (mungkin, nggak tahu juga sih ?!) Tuhan itu sudah menyiapkan banyak jalan di hadapan kamu, dan kamu harus memilihnya sebagai jalan hidup kamu. so... kitab suci itu tuntunan kita, dia layaknya peta di hidup kita, layaknya penunjuk jalan sebenarnya. maka, jangan sampai kamu memarahi Tuhan karena takdirmu jelek, karna itu memang salah kamu sendiri memilih jalan yang salah ! Tuhan sudah kasih clue (petunjuk) jalan yang benar melalui kitab suci*.
jadii... masih percaya takdir ? atau sudah tidak percaya takdir ?
kembali ke diri kita masing-masing saja deh....
NB : (*) kitab suci :
alkitab (tanpa deuterokanonika ) : kristen,
alkitan (dengan deuterokanonika ) : katolik
al-quran : muslim
budha : tripitaka
hindu : veda
dan agama yang lain...
bukan perbedaanlah yang menjadikan penting, namun membuat perbedaan itu menjadi harmonis adalah momen yang paling membahagiakan
sekian,
AWA
No comments:
Post a Comment