
kalo bicara detektif, pasti otak saya langsung menampilkan wajah detektif conan yang unyu-unyu itu. selain unyu dia juga keren. selain keren dia juga unyu *eaa*. saya juga baru ini mikir, kenapa ya saya tergila-gila dengan anak kecil yang selalu bertampang serius saat ada orang berlumuran darah (innalilahi) di sebelahnya. padahal selain conan saya juga pernah baca, detektif kindaichi. sama-sama dari Jepang. sama-sama kerennya. tapi hati saya tetap pada Conan Edogawa *opo ae*. kemungkinan lain mungkin saya sedang mengidap penyakit fedofil *amit-amit*, ya kalian taulah, populasi orang ganteng diatas umur saya atau setara umur saya semakin berkurang *curcol*.
sebenarnya kita hari ini nggak sedang bahas penyakit saya itu. tapi saya mau cerita kejadian yang saya alamin dua hari lalu tepatnya hari Senin saat pulang sekolah...
jam menunjukkan pukul 15.35 saya keluar gerbang sekolah yang sudah sepi karena memang bel pulang sekolah udah berdering beberapa jam yang lalu. salah kalau kalian berpikir saya habis pacaran makanya pulang sore, karena saya jomb...uhuk. oke serius. saya pulang sore soalnya saya habis ada kumpul KIAS yang akan mengadakan workshop dan lomba *promosi dikit*. gaktau kenapa seharian ini saya nggak ngecek dompet sama sekali. saya cuman yakin, dompet saya ada di tas itu aja. dan perlu diketahuin, saya hari itu nggak jajan sama sekali. jadi belum sempet ngecek bawa uang apa gak.
keluar dari gerbang saya belok kiri dan menuju jalur AL yang berada diseberang sana. saat menyebrang saya berbarengan sama ketiga anak dari SMA 4. dan diseberang sana sudah ada AL yang menunggu. firasat saya muncul saat saya menyebrang, sepertinya ada yang ganjal. tapi saya liat sol sepatu saya, tapi tidak ada tai disana. jadi saya melanjutkan berjalan. salah satu dari ketiga anak SMA 4 itu masuk AL bareng saya.
saat bokong saya menempel pada kursi angkotnya. saya langsung mengecek dompet saya. di tas bagian depan... uhm, nggak ada. oke rileks. lanjut, di tas bagian belakang... nggak ada. oke, jadi saya nggak bawa uang sama sekali waktu itu. APPAAAAA ?? PENGGUUAASAA PENGUUUASAA BERILAH HAMBA UAAANG. BERI HAAAMBAA UAANG WOOWOO~ *gila*
saya langsung panik gak karuan. tangan saya gemetaran. kaki saya kedinginan. upil saya bergelantungan. di dalam angkot waktu itu ada 5 orang. saya, anak SMA 4, mbak-mbak samping supir, mbak-mbak yang duduk dibelakang, dan tentunya supir itu sendiri. saya awalnya mencoba rileks karena perjalanan masih jauh. saya mencoba telpon ke hape bapak saya tapi jawaban yang saya dengar adalah, "maaf pulsa Anda tidak cukup untuk melakukan panggilan. cobalah untuk lompat keluar dari angkot dan tabrakan diri anda di salah satu kendaraan motor yang lewat. " oke. shit.
perjalanan sudah hampir mendekati tempat yang biasa saya turun. dengan motto, "GAK USAH ISIN, MEK KETEMU PING SIJI AE LHO" saya dengan tampang melas langsung bilang , "he he..." dengan menyentuh tangan anak SMA 4 itu dengan lembut (?) dari tampangnya keliatan bahwa dia sedikit bingung dan takut melihat saya. mungkin wajah saya udah mirip bidadari kelaparan waktu itu *mekso. " eh... aku boleh pinjam uang mu a ? dompetku ketinggalan heee. " dia dengan wajah datar saja mengeluarkan dompetnya dan mengecek isinya," adanya cuman 10ribu i." dan dengan tampang datarnya itu lagi, dia masukkan uang itu ke dompetnya dan kembali menatap jalanan. saya bengong. iler saya hampir netes.
mbak-mbaknya yang memperhatikkan percakapan kami jadi mangsa selanjutnya. "mbak, boleh saya pinjam seribu lima ra....", "oh maap dek, saya gak punya." yaelah si embak, belum juga selesai ngomong -_______- pelit banget sih.
tempat saya turun semakin dekat, saya semakin panik. saya kembali menatap anak SMA 4 itu dengan wajah melas "wes gapapa wes 10ribu nanti kalo udah disusuk'in tak kembalikan." setengah mekso setengah melas. dan dia dengan pasrahnya mengeluarkan uangnya 10 ribu, dan berkata, "gini aja wes. 1500ku bawaen. nanti 10.000nya tak susuk in sendiri. " aaaaaaaaaaaaaaaaaarrrrrgggghhh. thanks God :')
"makasih ya, makasiiih..." saya gaktau udah berapa kali bilang makasih. tapi dianya tetep gitu, datar, tanpa senyum, hanya anggukan. saya turun dan membayar. 3 langkah keluar dari angkot saya menepuk jidat, bukan, bukan karena ada nyamuk. tapi ada sesuatu yang saya lupa..... NAMANYAAA SAPAAA ? KELAAAS BERAPAAA DIAA ? gimana saya mau ngembaliin itu uang -___-"
haaaah. bodoh. emang. makasih. sekarang saya jadi punya tugas tambahan dari ibuk yaitu nemuin anak itu dan ngembaliin uangnya. karna kata ibuk, meski 1500 keliatan remeh, tapi ngedapetinnya itu nggak semudah membalikan telapak tangan. jadi sekarang saya harus mirip sama conan, harus bisa nyelesein satu masalah ini dan menemukan si anak ini kembali. ya, bantu saya conan (?)
Semoga saya besok bisa mengembalikan pinjaman itu ya :') semoga bisa ketemu...
"Setiap orang maknain uang itu beda-beda lho dik. Mungkin skrng kamu nggak tau seberapa berharganya rupiah, soalnya kamu selama ini cuman minta aja. Coba aja nanti kalo keringatmu udah dituker sama rupiah, saat itu lah kamu akan bener-bener menghargain uang." Ibunda, guru BK, 48tahun, tergolong killer di sekolah tempat beliau mengajar.
image from weheartit
c'est tout,
Aprilia Widia Andini
No comments:
Post a Comment