waktu pelajaran sekarang, tinggal 10 menit, waktu pelajaran,
hampir habis, mereka akan belajar dengan serius, pada suatu hari bel berbunyi,
sudah waktunya pulang sekolah, ada jajan di jalan, kemudian ada membeli jajan
pada.
pada suatu hari kemudian, di rumah anak ibu minta izin
kepada guru, rabu anak itu sakit perut, kemudian ia akan berjanji tidak
mengulanginya lagi dan dia tidak akan mengulangi perbuatan ibu lagi, kemudian
dia sehat lagi. ia waktu pulang tidak makan jajan sembarang itu lagi, kemudian
aku harus menepati janjiku untuk selamanya dan aku sama sekali tidak akan
melanggar, kalo melanggar itu namanya dosa, kalau aku berbohong, aku tidak akan
dan hari ini aku tidak akan berbohong dan berdusta dan tidak
pernah berbohong lagi dan aku tetap berjanji tidak akan makan jajan
sembarangan, ibu dan aku belum sama sekali berbohong, dan aku belom pernah
berdusta sama sekali
dan aku nanti berbicara kepada guruku hal itu, yang
kuceritakan dari buku dan kutulis dalam buku catatan dan kuceritakan semuanya
dan aku berjanji atas kuceritakan, atas kuperbuat kemarin, dan aku tidak boleh
berbohong
atas kuperbuat dan aku berjanji aku tidak boleh berbohong
atas kulaksanakan dan kuperbuat kemarin pada hari ini dan segera selesai
dan hari ini aku akan segera selesai menulis dan kuperbuat
hari ini akan kutulis buku catatanku dan kulaksanakan hampir selesai dan aku
kulaksanakan sampai hari ini dan selamanya
dan aku akan kubicarakan kepada guruku dan selamanya
ya FYI, itu cerpen terbagus sepanjang masa menurut saya. why? padahal kayak gitu jelek banget. gak ada klimaks gak ada masalah, tiba-tiba the end aja. oke, oke, saya akui cerpen itu nggak ada bagus-bagusnya sama sekali. tapi, itu cerpen pertama adik sepupu saya yang berumur 10 tahun. pertama nya dia nggak mau dan nggak pernah suka sama yang namanya mengarang. dan dia dibujuk selama beberapa tahun untuk mengarang apa yang dia inginkan, sebisanya dia, tanpa adanya peraturan yang mengharuskan dia mengarang begitu-begini. dan this is it, inilah jadinya...
dari situ sebenarnya kita bisa belajar. gimana manusia-manusia dewasa saat ini yang malu atas kepribadiannya yang aneh dan nyeleneh dan tidak sesuai aturan yang ada. padahal sebenarnya tidak ada yang salah dalam diri pribadi masing-masing. siapa yang mau menyalahkan kepribadian anda? manusia? ah mereka terlalu hina untuk saling menyalahkan. Tuhan? tidak, tidak mungkin. Tuhan yang menciptakan kalian, mana mungkin DIA men-judge ciptaannya sendiri.
maka nggak heran kalau saya lebih "mengidolakan" anak kecil daripada orang dewasa. terspesial karena anak kecil itu apa adanya... nggak seperti orang dewasa yang suka bertopeng kemana-mana.
semakin kita dewasa, kita semakin kehilangan I proud to be me
ketua komunitas gerobak sodor,
Aprilia Widia Andini
No comments:
Post a Comment