Dia

Dia memakai rok
Tapi tangannya menggenggam erat sebuah tali
Tarik-ulur-tarik-ulur
Mengikuti irama angin dan keinginannya sendiri
untuk melihat layang-layang berekor miliknya kesana kemari

Teman-temannya bertelanjang dada
Dia juga ingin, tapi ibuk tidak memperbolehkannya
kata ibuk waktu itu, "anak perempuan nggak boleh telanjang dada. malu."
Dia heran.
Kenapa teman-teman lelakinya tidak malu.
Kenapa harus anak perempuan yang malu?

Padahal dia sudah bertanya pada semua teman-temannya
"Kamu makan nasi kan?"
"Iya"
Lalu dia berpikir,
Kenapa orang yang sama-sama makan nasi
bisa punya persepsi tentang malu yang berbeda?

Dia ingin memakai celana pendek seperti teman-temannya
Tapi lagi-lagi ibuk tidak mengijinkan
Anak perempuan harus pakai rok
Katanya lagi waktu itu
Dia menurut, tapi pikirannya masih berkecamuk permasalahan tentang
laki-laki dan perempuan
Pikiran yang tidak cocok untuk anak seusianya
waktu itu

Tapi kini
Dia sudah tidak meminta bertelanjang dada
Dia sudah tidak meminta memakai celana
Dia sudah tidak bermain bersama teman-teman laki-lakinya
Dia sudah tidak bermain layang-layang
bahkan
Dia kini minta dibelikan segala sesuatu yang feminis
yang bisa menunjukkan bahwa dia cantik, anggun, dan perempuan

Hanya karena satu hal

Dia jatuh cinta

Aprilia Widia Andini

1 comment: