Dengan kemeja biru yang dia pakai, dia terlihat gagah. Wajahnya yang ramah memperlihatkan bahwa dia tidak ingin dibedakan oleh manusia apapun di dunia ini. Ia hanya ingin mengatakan bahwa, "aku manusia. kamu manusia. tidak ada yang membedakan kita."
Musik dimainkan, dia menepukkan tangannya dengan semangat saat lagu dinyanyikan.
"Kenapa gak nyanyi?" tanyaku setelah melihatnya hanya bertepuk tangan
"Gak bisa nyanyi, mbak" jawabnya dengan sedikit senyum.
"Oh. Namanya siapa ?" tanyaku lagi. Mencoba mencari tau.
"Bagus." jawabnya singkat. Nama yang cukup bagus, pikirku.
"Kelas ?"
"Tiga SMP."
Aku menghentikan pertanyaanku. Takut mengganggu acara menyanyi yang saat itu sedang berlangsung.
***
Sesi mewarnai.
Aku mendampingi Mas Bagus di sebuah meja kecil di hadapan kami semula duduk. Kartun yang kami warnai waktu itu adalah salah satu tokoh Disney, entah siapa namanya. Mas Bagus tidak terlihat terlalu bersemangat dalam sesi ini. Namun dia menurut apa yang dilakukan oleh kami.
" Ini aku manggilnya, Mbak, Kak, apa nama panggilan aja ?" tanyanya tanpa mengalihkan perhatiannya dari kertas mewarna itu.
Ya cukup terkejut juga dia tanya seperti itu. Bukannya anak kelas 3 SMP udah seharusnya manggil anak 1 SMA dengan panggilan; mbak atau kak. Tapi akhirnya aku menjawab, "Panggil aja; Mbak gapapa. Nama panggilan juga gapapa kok. Asal jangan manggil aku 'dek' (baca : adik) "
Dia hanya terkekeh mendengar jawabanku.
"Mbak namanya siapa sih ?" tanyanya lagi. Haha. Dia kali ini yang ingin tau tentang aku.
"Lia." jawabku sambil tersenyum. Walau aku tau, senyum itu tidak akan dilihat oleh Mas Bagus yang sedari tadi memusatkan pandangannya ke kertas mewarna.
"Umurnya ?"
"15 tahun. Kalo kamu?"
"27 tahun."
Mataku spontan membelalak ke arah Mas Bagus. Apa-apaan seorang anak SMP kelas 3 berumur 27 tahun ?! Ini semacam guyonan atau bagaimana. Ditambah lagi wajahnya tidak sedikit pun menunjukkan bahwa dia berumur diatas 20.
Asal jangan manggil aku 'dek'. Mengingat kalimat yang ku lontarkan tadi. Rasanya malu sendiri untuk mengingatnya. Betapa aku memperlakukannya sebagai adikku tadinya.
Aku melirik kertas mewarnaku yang kukerjakan sambil menemani Mas Bagus mewarna. Disana ada tulisan ♥ Bagus Forever. Astagaaa guyonan apa lagi ini -_____-
Tapi Mas Bagus terlihat terbiasa. Dan mulai saat itu, aku langsung memanggilnya dengan panggilan "Mas" dan aku melarangnya untuk memanggilku "Mbak".
Setelah mengobrol cukup banyak, aku baru tau kalau Mas Bagus di YPAC hanya sekolah saja. Sedangkan dia tinggal di sebuah kost-kostan yang mungkin tidak jauh dari sana. Aku sebenarnya ingin mengetahui lebih banyak, tapi aku takut terlalu memaksa dia membuka privasinya sendiri.
Sesi terakhir adalah foto bersama.
Setelah foto, aku menemui Mas Bagus. Aku mengucapkan salam perpisahan seperti biasa dan dia membalasnya hanya dengan senyuman yang ramah. Dia lalu kembali masuk YPAC. Dan senyuman itu adalah memori terakhir tentang Mas Bagus.
"Aku nggak suka ngejek orang, Mbak" Bagus. 27tahun. 3 SMP.Kenangan yang sempat terambil oleh kamera :
c'est tout,
Aprilia Widia Andini
No comments:
Post a Comment