Jujur, banyak yang saya dapat dari kegiatan ini. Selain jadi lebih mandiri, karena emang jauh dari orangtua, saya juga jadi belajar dari motivator-motivator bayangan ini (baca: penduduk desa).
Desa Bayem emang jauh dari kata mewah. Ya meski beberapa rumah emang udah mapan sih karena di halamannya terparkir kendaraan roda empat. Tapi anehnya rumah-rumah yang kelihatan "berada" dengan segala fasilitasnya malah nggak mau dijadiin tempat singgah buat anak-anak SMAN 1. Sedangkan rumah-rumah sederhana yang lantainya saja belum berubin dengan ikhlasnya menerima anak-anak SMAN 1 Malang untuk tinggal di rumahnya. Kelebihan materi emang selalu bikin indera manusia jadi lumpuh.
Kebetulan yang menyenangkan saya kedapatan di rumah Pak Anam dengan teman-teman sekelas saya dan teman-teman kelas tetangga. Karena sadar kami nggak mungkin muat kalau masuk kamar walau dipaksa gimanapun juga, akhirnya kami mengalaskan tikar yang telah kami bawa di ruang tamu rumah Pak Anam. Kalau mau jujur, awalnya saya emang menyesal sih karena rumah ini jauh dari perkiraan saya. Tapi daripada nggak tidur dan protes yang sia-sia mending saya diam dan mencoba.
Malam pertama di rumah Pak Anam berjalan sukses. Meski hanya beralaskan tikar milik seorang teman, saya masih bisa mimpi indah dan bangun segar keesokan harinya.
Hari kedua di KTS, ada kegiatan outbond yang dirancang OSIS SMAN 1 Malang. Standing official buat anak OSIS karena KTS tahun ini bener-bener keren dan kece dan yang penting bisa bikin manusia-manusia manja bisa belajar mandiri.
Outbondnya kita diperintah untuk menyusuri desa Bayem mulai dari ujung ke ujung. Karena outbond ini membutuhkan kekompakkan kelas dan strategi yang apik, maka nggak heran kalau habis outbond tenaga kita terkuras habis. Tapi bener-bener keren emang, bagaimana kita belajar kalau hidup itu nggak mudah.
Malamnya ada inagurasi kelas. Mending ini di skip aja ya, karena saya cukup sangat memalukan di inagurasi ini. Tapi kelas-kelas lain keren-keren kok.
Hari ketiga hari perpisahan. Setelah packing sana-sini akhirnya kita pamit ke Bu Anam (Pak Anamnya lagi gak ada dirumah dan emang jarang banget ketemu) yang udah nerima kita di rumahnya selama 3 hari. Nggak disangka Bu Anam nangis sambil bilang, "Nanti kangen. Udah dianggep anak sendiri. Kalau kesini lagi, mampir jangan lupa.". Saya jadi ikut nangis karena kebawa suasana. Bener-bener ngena.
Kalau dipikir-pikir, saya banyak belajar di sana. Bagaimana manusia dengan segala kesederhanaannya tetap tersenyum tetap bersyukur tetap ceria. Kalau dibandingkan mending saya belajar dari motivator-motivator bayangan ini daripada motivator yang ada di TV yang bisanya kayaknya cuman omong. Pengalaman adalah guru terbaik dan saya yakin dia tidak berpengalaman :)
Terimakasih keluarga Pak Anam telah mengijinkan saya dan teman-teman berbagi sedikit kisah dengan dunia Anda :) Semoga bisa berjumpa dilain kesempatan.
UPDATE!!
ini foto-foto waktu disana:
UPDATE!!
ini foto-foto waktu disana:
Aprilia Widia Andini
No comments:
Post a Comment