Embargo

Kita berangkai
Membentuk satu yang berurutan
Berderet membentuk rima
Yang terasa merdu walau bukan lagu

Kita mengenal
Selalu seperti sudah lama bertemu
Sepenggal dari kita saling berbagi
Walau terpisah sekat yang sering terasa sia-sia

Kita berbagi
Tangis tawa tidak pernah beda
Kesana-kemari seperti tak mengenal arah
Walau akhirnya pulang ke koloni masing-masing

Sekarang

Kita tidak lagi berangkai
Satu dari kita, tetap tinggal
Yang lain berdiri tegap
Dengan angkuh
Meninggalkan rangkaian terakhir

Kita tidak lagi mengenal
Sekat bukan lagi sekat
Tapi keegoisan mulai merangkak
Menyeruak masuk merasuk dalam setiap nadi
Mereka-mereka yang tidak peduli

Kita tidak lagi berbagi
Suka duka bukan lagi penting
Ini rasa kita, bukan rasa kami
Memang benar tidak ada tangis yang ditawarkan
Namun tawa juga rindu untuk diberitakan

Terimakasih teman
Telah mengajari kehidupan
Bahwa
Tak ada yang benar-benar mau berada di pihak kami
Kecuali Sang Maha Penghidupan

Aprilia Widia Andini

No comments:

Post a Comment