Rumah



Aku selalu mencintai pulang. Tentang rumah saat ini, bukan kepulangan. Tempat dimana masalah dan hal-hal yang menyebalkan lainnya dilarang masuk bahkan diusir secara tidak hormat. Rumah tidak akan pernah tidak teracuhkan, karena aku selalu mencari ketenangan yang hanya dapat diberikan rumah padaku. Tidak ada yang lain.

Sering kali aku heran. Saat aku bersedih, penat akan segala sesuatu, saat aku membutuhkan tempat yang dinamakan rumah untuk berlindung dan mengusir segala penat, dia selalu ada disana menyambutku dan bersiap mengusir segala sesuatu yang membuatku bersedih. Namun saat aku bersenda gurau dengan yang lain, tertawa, ceria, hingga lupa waktu dan merasa tidak mau pulang, merasa tidak membutuhkan rumah, dia tetap ada disana. Berdiri kokoh karena tugasnya hanya satu; menungguku pulang.

Aku bersedia menjadi rumahmu, Sayang. Pulanglah kapanpun kau mau. Aku tak akan beranjak kemanapun, aku akan selalu menunggumu.

Walau aku tahu, bahwa kau tidak akan pernah pulang.

Karena kau juga rumah.
Yang selalu menyambut dia saat dia pulang.

Dan aku
Mati tua disini bersama waktu yang tak pernah habis


No comments:

Post a Comment