Seseorang dengan senyum yang tak pernah berubah
Dan alis mata yang selalu terangkat bahagia
Apalagi matamu, tetap saja bersinar dan tak pernah padam
Tanganmu juga tetap besar dengan jabatan tangan yang tidak meragukan
Kakimu yang melangkah yakin namun tidak tampak tergesa-gesa
Jam yang kau kenakan di tangan, hadiah dari kawan lama yang tak pernah lupa kau pakai
Aku masih ingat katamu tentang kenyamanan
Kenyamanan dalam kaos longgar yang tak pernah kau cuci
Kenyamanan dalam jeans buluk yang tak pernah terlihat rapi
Kenyamanan dalam sandal hotel, untungnya hari ini kau tidak pakai itu
Kau juga bilang bahwa kau selalu nyaman saat bersamaku
"Hai"
"Ada kabar apa nih?"
Aku harus jujur bahwa aku tidak suka saat kau mengangkat tangan kirimu
dan berkata
"Lihat. Kemarin aku sudah melamar dia!"
Tolong jangan ulangi kata-kata itu di depan wajahku
Bahkan kau tidak berkedip saat mengatakannya!
Sebegitu dahsyatnya kah perasaan bahagiamu?
Untuk pertama kalinya aku membenci mata bersinarmu saat mengatakannya
Membenci segala sesuatunya tentangmu
Bahkan aku berharap kau mengenakan sandal hotel saat ini
Tapi
Perasaan menggelitik muncul dari diriku
Melihatmu memandang bangga cincin yang kaukenakan
Melihatmu tersenyum tulus saat bercerita
Melihatmu benar-benar bahagia
Membuat aku berada di titik dimana aku tidak bisa melakukan apa-apa
kecuali menerima kenyataan
Dan yang terlontar dari mulutku hanyalah:
"Selamat! Aku tunggu undanganmu"
Ternyata nyaman saja tidak pernah cukup
Bahkan kau tidak berkedip saat mengatakannya!
Sebegitu dahsyatnya kah perasaan bahagiamu?
Untuk pertama kalinya aku membenci mata bersinarmu saat mengatakannya
Membenci segala sesuatunya tentangmu
Bahkan aku berharap kau mengenakan sandal hotel saat ini
Tapi
Perasaan menggelitik muncul dari diriku
Melihatmu memandang bangga cincin yang kaukenakan
Melihatmu tersenyum tulus saat bercerita
Melihatmu benar-benar bahagia
Membuat aku berada di titik dimana aku tidak bisa melakukan apa-apa
kecuali menerima kenyataan
Dan yang terlontar dari mulutku hanyalah:
"Selamat! Aku tunggu undanganmu"
Ternyata nyaman saja tidak pernah cukup
Aprilia Widia Andini
No comments:
Post a Comment