Tentu awal merantau, adalah awal yang berat. Sering kali aku merasa, mungkin pilihan merantau adalah pilihan yang terburuk yang pernah aku pilih. Tapi kembali lagi aku ingat bahwa zona nyaman akan mematikan gairahmu sebagai kaum muda. Meskipun sebenarnya jarak rumahku dan kosku tak lebih dari 100 km. Tapi paling tidak, aku bisa terbiasa untuk mengurus diriku sendiri.
Sungguh bersyukur aku mempunyai keluarga baru disini. Bersyukur masuk ke perguruan tinggi yang benar-benar menjunjung tinggi nilai-nilai kaderisasi sehingga sejak awal masuk, aku mulai mempunyai kawan-kawan yang senasib. Meskipun kaderisasi capek (seriusan, secapek itu), tapi aku merasa semua ini sebanding dengan apa yang aku terima; teman, momen, dan ilmu tentunya. Sehingga sering kali aku melupakan mimpi burukku tentang merantau.
Dulu, aku bangga sekali punya angkatan seperti ini. Kami dinilai kompak, cerdas, dan dapat diandalkan. Segala tools yang diberikan oleh himpunan waktu itu dapat kami selesaikan dengan bersih. Kami bergotong royong dan membantu satu sama lain yang berkesusahan. Sangking merasa sayangnya, pernah waktu itu kami dipecah ke beberapa kelompok sefakultas selama beberapa hari karena harus ikut pelatihan, tapi kangennya udah luar biasa. Sesayang itu sama mereka.
Mungkin jika kalian ada yang bertanya-tanya, mengapa aku tidak kemana-mana (re: tidak keluar himpunan, tidak pergi mencari ilmu di tempat lain, ansos KM ITS), ya jawabannya angkatanku. Mereka membuatku super nyaman, dan akhirnya aku lupa, nyaman tidak baik untuk kesehatan jiwaku.
Menginjak tahun keempat ini aku sadar, dulu kami serekat itu karena musuh kami sama, tujuan kami sama, dan langkah kami sama. Aku tidak pernah menyalahkan siapapun, namun kini aku merasa sangat kecewa, terutama dengan diriku sendiri, bagaimana kami yang dulu sangat bersinar, kini sangat redup. Jalan kami masing-masing sekarang sudah berbeda; ada yang ingin nikah cepat, ada yang ingin berduaan kemana-mana, dan ada yang hanya ingin ngadem di RBC.
Kukira, pengkaderan akan menyatukan kita lagi seperti dulu. Nyatanya, tidak semua orang memiliki perasaan seperti itu. Ketidakpedulian kalian, kesangsian kalian, dan kemasa-bodoan kalian benar-benar menyadarkanku suatu hal;
Tidak ada yang sama; kecuali nama kalian.***
No comments:
Post a Comment