Setelah lulus kuliah, aku dikasih kesempatan untuk ikut beberapa proyek pemerintah. Posisinya beda-beda tergantung dapetnya apa haha. Pun berbeda-beda ada satu hal yang bikin sama: kerja asal-asalan.
Apa itu kerja asal-asalan? Asal dapet gaji, asal hidup enak, asal gak nganggur, asal memenuhi target meskipun manipulatif, dan lain sebagainya. Kelebihan manusia yaitu berakal, sayang sekali akal ini sering dipake buat mikir ke hal-hal yang gak baik. Sering kali menomor satukan "aku" bukan lagi kepentingan tim, sesama, apalagi masyarakat.
Tapi ternyata keasal-asalan kerja ini dimaklumi oleh setiap insan pekerja. Bahkan bisa dibilang, budayanya orang Indonesia. Gak sesuai method, manipulasi biar sesuai. Anggaran gak habis, bikinlah event gak penting buat buang anggaran. Target gak memenuhi, modif dikitlah biar jadi memenuhi. Toh semua orang melakukannya, mau gimana lagi.
Meskipun aku merasa terganggu sama title kerja asal-asalan. Toh aku juga gak bisa serta merta mengubah itu. Lingkungan kerja, rekan kerja, budaya gak semudah itu untuk diubah. Pun mereka tahu kalau mereka kerja asal-asal, gak sesuai peraturan, ataupun manipulatif tapi mereka enjoy aja tu bertahun-tahun melakukannya. Asal dapet duit dan melanjutkan hidup.
Ya gak bisa dipungkiri, aku juga menjadi bagian dari kelompok itu. Aku sadar? Iya. Mau ngubah? Mau banget. Berani ngubah? Belum tentu. Toh pikirku, selama aku gak merugikan orang "secara langsung" rasanya aku gak berdosa banget deh melakukan ini itu. Antara mau tutup mata atau emang hati nuraninya yang udah ketutup.
Sebenernya kita juga korban dari sebuah sistem. Bisa jadi kita "secara tidak langsung" kita adalah korban kerja asal-asalan, disaat yang sama kita juga bisa jadi pelaku. Semua itu saling berhubungan dan mempengaruhi satu sama lain.
Lalu apa yang bikin kesel? Bukannya mau sok sjw sjw an tapi sumpah kesel kalau tindakan manusia ini berakibat ke hewan dan tumbuhan. Mereka gatau apa-apa, tiba tiba ilang habitatnya. Karena mereka gabisa melawan, makanya aku kesel hehe. Kalau manusia mah saling merugikan aja gapapa, siapa kuat dia yang menang.
Tapi bukankah lebih indah kalau dunia dipenuhi sama orang-orang bijak? Meskipun gak bisa mengubah apapun perilaku kerjamu, paling tidak minimalisir aja kemungkinan kamu jadi "orang jahat". Toh kamu gak selamanya hidup, jadi kenapa susah payah jadi orang gak bertanggungjawab cuman untuk hal-hal duniawi? Ya gak? Ya mboh
Aprilia Widia Andini
No comments:
Post a Comment