berbulan-bulan, berminggu-minggu, si pasien ke pertama terus menceritakan yang dilihatnya dari balik jendela itu. ada seorang anak yang bermain di taman, bebek-bebek yang berenang di kolam, dua sejoli yang duduk bersama di sebuah pohon besar, dan parade karnaval yang warna-warni sedang melintas. semua diceritakan oleh pasien pertama kepada pasien kedua. dan pasien kedua terus memejamkan mata membayangkan semuanya itu. ia menjadi semangat hidup dan ingin cepat sembuh untuk melihat dunia luar.
esoknya, pasien kedua tidak mendapati pasien pertama tidur di ranjangnya. ia merasa sedih kehilangan pasien pertama itu. ia sudah menganggapnya sahabat seperjuangan. suster lalu datang untuk menge-cek kondisi pasien kedua, dan kesempatan itu dipergunakan oleh pasien kedua untuk bertanya mengenai pasien pertama.
" Oh, bapak itu sudah meninggal tadi malam. "
pasien kedua sangat sedih mendengarnya. kali ini ia tidak bisa lagi mendengar cerita melalui mulut pasien pertama. akhirnya sang pasien kedua meminta suster untuk memindahkan ranjangnya di dekat jendela, bekas ranjang pasien pertama.
namun betapa kagetnya pasien kedua saat yang dilihatnya di balik jendela hanya sebuah tembok yang menghalangi pemandangan. ia lalu bertanya kepada suster.
" di balik jendela ini kok hanya tembok ? padahal bapak yang telah meninggal selalu bercerita kepadaku bahwa di balik jendela ini banyak pemandangan indah. "
" pak, bapak itu buta. ia tidak bisa melihat meskipun hanya tembok. "
" lalu untuk apa ia berbohong mengenai semua ini ? "
" mungkin agar bapak semangat hidup. supaya bapak semangat untuk sembuh dan melihat dunia luar lebih jelas. "
from : LKS penerbit Hayati Tumbuh Subur (LKSnya mbakku .__.v) dengan perubahan
sekian,
AWA
No comments:
Post a Comment