Manusia dan cinta

Lagi nganggur sebenernya. Habis buka-buka blog orang jadi pengen nulis lagi disini. Eh... sebenernya nggak bisa dibilang nganggur sih, soalnya PR buat besok masih menumpuk dan meraung-raung minta dikerjain. Tapi apa boleh buat, otak saya lagi males buat mikir....kecuali mikiran bambang tentunya. Hahahaha...ha...ha...h....

Karna gak ada topik yang mau dibahas, jadi barusan saya mikir. Cukup lama. Yaa... sekitar 1 menitan lah (cukup tau-_-). And I've got something weird that I never think it before.

Jadi percakapan ini yang membuat saya berpikir something weird tadi:
Saya : Eh... kamu tau, Bambang tadi...bla...bla...blaa
Teman : Masih sama Bambang?
Saya : Masih. Kenapa sih?
Teman : *terkekeh* Kamu kok bisa sih suka sama Bambang? Aneh
Saya : *diem. gak tau harus jawab apa*

Kalau kata novel-novel sih sebenernya saya harus jawab, "Perlukah alasan untuk mencintai?" tapi daripada dibilang sok puitis mending saya diem aja dan berusaha mengalihkan pembicaraan sebisa mungkin. Tapi kalau dipikir-pikir lagi dalam mencintai emang perlu alasan sih. Kalau cinta gak punya alasan bisa-bisa cupid nembakin panah asmaranya secara sembarang atau mungkin bisa-bisa kita mencintai bapak temen kita. Hiiiiih....

Hm. Emang perasaan yang paling nggak bisa dipahami ya cuman cinta. Rumit. Lebih rumit dari rumus fisika murni sekalipun. Tapi mungkin kita bisa sedikit membuatnya sederhana dengan diam, berpikir tenang, dan membuat kesimpulan: aku cinta dia. Titik.

Kadang emang kita sendiri sih yang membuatnya rumit. Biasa... manusia. Nggak terima barang hal sederhana.

Selama ini, jujur saja, saya juga nggak tau kenapa saya menyukai orang-orang yang pernah singgah di pikiran saya. Karena teman-teman saya juga pada heran, kenapa saya selalu menyukai seseorang dengan fisik... yaaa...nggak bisa membanggakan. Jawaban yang paling mungkin emang karena saya suka. Suka segala apapun tentang dirinya. Mulai dari kelebihannya sampai kekurangannya. Karena saya juga menyadari, diri saya juga punya banyak kekurangan. Kenapa harus cari yang sempurna kalau itu sangat sangat mustahil?

Something weird will be something weird. Sampai kapanpun, yang udah namanya cinta. Susah dijelasin. Kalau kamu pergi ke gramedia dan menuju rak novel. Bisa dihitung sendiri udah berapa banyak novel yang menyebutkan kata magic itu: "Cinta". Tapi nggak ada yang bisa bener-bener sampai pada kesimpulan, apa itu cinta. Yang didapat malah teori-teori omong kosong.

Kalau saya sih, cuman let it flow. Jalani apapun yang terjadi, dalam setiap peristiwa pasti ada alasan kan. Mungkin cinta juga gitu...

Yaudah gitu aja sih. Sekarang saya mau memaksa otak saya untuk tidak manja, agar PR ini berhenti merajuk minta dikerjakan. Oke, sekian. Makasih udah mau baca

Aprilia Widia Andini

No comments:

Post a Comment