Fase

Musik yang diputar di bis siang itu, mengingatkanku akan satu hal. Betapa jauhnya aku melangkah sekarang. Tanah yang kupijak sekarang bukan lagi tanah yang dulu selalu menemani. Udara yang sekarang kuhirup terasa berbeda jauh dengan yang dulu kuhirup. Beribu-ribu kilometer jauhnya dari tempat dimana hatiku berada.

Semua akan berubah. Cepat atau lambat. Sadar atau tidak sadar. Semua akan ditempa. Semua akan dibentuk menjadi manusia baru yang lebih siap. Yang tidak lagi mengadu kepada ibu saat dirinya jatuh tersungkur di tanah. Yang tidak ada lagi nasihat konyol bapak yang selalu benar tapi tak jarang mengundang tawa.

Namun aku masih ingat, fase-fase yang aku lalui sehingga aku bisa berdiri disini. Masih banyak fase lain yang harus kulalui dan pastinya akan semakin lebih berat. Meski aku sudah meninggalkan semuanya dibelakangku, aku tahu mereka yang mendorongku untuk tetap maju. Paling tidak, masih ada tempat aku kembali ketika dimana aku benar-benar tidak merasa berdaya lagi. Masih ada pintu yang terbuka lebar dan tangan yang merangkul erat saat semuanya tidak lagi di pihakku.

Esok masih panjang jika kita mau me-reka. Banyak kejadian yang akan terjadi. Jatuh cinta. Disakiti. Dapat nilai jelek. Dimarahin senior. Dimarahin dosen. Main kesana-kemari sama teman. Dan semua hal lain yang akan terjadi seperti pada manusia pada umumnya. Kesemuanya itu akan terus berlanjut kecuali Tuhan yang meminta kita berhenti.

Aprilia Widia Andini