Can I Just Adore You?

Susahnya menjadi orang yang tidak rupawan adalah kamu jadi takut mengungkapkan perasaanmu. Bukan, bukan karena aku merasa tidak percaya diri namun lebih kepada aku menghargai perasaan orang yang aku suka. Mungkin dia akan terluka ketika tau bahwa ada orang yang tidak sepadan dengannya, menyukainya. Mungkin dia malu dengan teman-temannya dan lain sebagainya.

Dalam kehidupan sosial, sangat tidak bisa dihindari kalau selalu ada ketertarikan dengan lawan jenis yang sering kita lihat atau kita menghabiskan waktu bersamanya. Seperti aku. Mungkin teman-teman kuliahku yang membaca ini mengerti siapa orang yang aku suka saat jaman jadi mahasiswa baru. Memang agak bngst berita itu jadi tersebar kemana-mana. Tapi thanks lord kayaknya dia nggak sakit hati kalau seorang aku menyukainya.

Tentu kita tidak bisa semena-mena men-cap rasa tertarik kita kepada lawan jenis adalah perasaan cinta. Cinta tidak semain-main itu. Jadi seperti yang aku bisa simpulkan sampai detik ini, aku hanya mengagumi dia. Itu adalah perasaan yang sama yang dirasakan seorang fans kepada idolanya. Atau rakyat Indonesia kepada Bung Karno. Pokoknya perasaan yang seperti itu.

Aku mengagumi dia dengan banyak alasan. Awal mulanya adalah karena dia begitu cerdas. Setuju nggak sih kalau ada cowok yang cerdas tingkat keseksiannya nambah berkali-kali lipat? Gak semua orang sih harus setuju, tapi menurutku begitu. Tentu aku masih ingat pertama kalinya kagum padanya adalah ketika dia debat dengan dosenku mengenai pemecahan suatu persoalan. Maksudku, kita masih mahasiswa baru dan dia berani-beraninya mendebat dosen yang sudah senior? Kalau bukan gila, aku tidak tahu apalagi hal yang bisa menamainya.

Semenjak kekaguman itu, aku mulai mencari tahu. Dia orangnya sangat nyaman untuk diajak berbicara dan sekedar ngomong omong kosong yang gak berguna. Di era sekarang, nggak bakal kamu dengan mudah menemukan orang dengan spesies ini. Kebanyakan, orang yang cerdas omongannya sulit dinalar dan terkadang dimewah-mewahkan biar terkesan otaknya ada isinya. Tentu dia tidak begitu, makanya aku makin mengaguminya.

Kagumku makin menjadi-jadi ketika tahu bahwa dia tidak hanya cerdas akademis namun segala hal yang positif. Sikapnya yang tidak heboh dalam menanggapi masalah dan cenderung tenang membuatku makin yakin bahwa aku mungkin makin mengagumi dirinya.

Kagum menjadi kata yang aku suka. Aku merasa aman didalam kata ini karena aku tidak lagi melibatkan perasaan rumit yang orang-orang sering sebut cinta. Kagum tidak posesif, dia hanyalah penikmat pertunjukkan. Apapun yang terjadi diatas panggung sana, apapun yang terjadi dalam kisah hidupnya, si pengagum hanya bisa bersimpati tanpa punya keterpaksaan untuk merasakan apa yang dia rasakan.

Jadi tolong teman-temanku yang sudah dewasa, janganlah semua hal yang menyangkut perasaan dimuarakan ke sebuah perasaan yang dinamakan cinta. Bisa jadi kagum, bisa jadi hanya perasaan suka atau malah hanya berempati. Banyak sekali jenis perasaan yang ada dunia ini.

Untuk kamu yang merasa aku bicarain daritadi, ya hitung ini sebagai pengakuan karena nyaliku tidak cukup besar untuk mengatakan terima kasih karena telah menjadi orang yang keren dan dikagumi oleh banyak orang, bukan hanya aku.

***

2 comments:

  1. WKWKWK LII gapapa li sans tbh aku jg gatau siapa tp kalo pernah ngolokin maapin :")) have a good day!

    ReplyDelete
    Replies
    1. HAHAHA utheee cayank. i adore u too! have a good day too!

      Delete