Aku orangnya suka mendalami setiap lirik didalam lagu. Kalau perlu, aku cari di google lagu yang aku dengarkan sehingga aku bisa menghayati setiap makna yang ingin disampaikan oleh si pengarang lagu. Namun ketika aku belajar/nugas, rasanya aku tidak bisa melakukan itu. Sehingga aku memilih mendengarkan lagu dari Korea sehingga aku tidak perlu bertanya-tanya apa maksud lagu tersebut, aku hanya perlu menikmati alunan musiknya saja. Namun sering kali, pesan yang ingin disampaikan dapat aku terima hanya dari instrumen lagunya.
Menyukai lagu-lagu Korea, lantas tidak membuatku tidak mencintai negeriku. Banyak orang, terutama teman laki-laki yang tiba-tiba melabeli dengan "Pribumi Tidak Nasionalis". Mereka tidak serta merta berkata demikian, namun dari tatapan mata mereka dan senyum sinis mereka, aku tahu ada yang tidak beres dari pikiran mereka.
Melihat drama-drama Korea, lantas tidak membuatku membenci ibu pertiwi. Jujur kalau mengenai drama, film, atau hal-hal visual lainnya, aku menikmatinya darimanapun karya ini berasal. Aku suka film Jepang (sesuka itu!), aku menikmati pesan yang disampaikan oleh film Thailand, aku suka makna film India, dan tidak lupa aku suka ke-cheesy-an film China. Apapun itu. Kalau film Indonesia? Jangan salah! Aku suka segala apapun film Indonesia asal tidak berbau-bau politik (ewh)
Mengapa Korea? Tentu karena cuci mata. Aku suka melihat artis-artis Korea yang benar-benar memperhatikan penampilan (aku tidak berbicara tentang body goals). Tentang style mereka, make up mereka, style rambut mereka, sungguh mereka tidak main-main di industri hiburan ini. Gak heran mereka bisa merajai dunia hanya dari sisi entertainment.
Satu hal yang aku kagumi dari budaya mereka adalah menghargai. Masih saja hingga sekarang, banyak teman-teman yang bilang, "Ewh ngapain lihat cowok-cowok joget gak jelas.". Ya. Gapapa sih. Itu pendapat mereka. Yang ingin aku sampaikan disini, kenapa sih kita harus menyatakan tidak suka kepada sesuatu kalau sesuatu ini adalah hal yang diinginkan orang lain.
Tentu warga Korea adalah warga yang menghargai. Terlihat bahwa mereka tidak main-main terhadap apa yang mereka sukai dan lakukan. Ketika seorang anak kecil di Korea bilang bahwa dia suka dance, mungkin mereka akan mati-matian mengejar cita-cita sebagai dancer. Kalau disini mungkin, orang-orang akan langsung bilang, "Apa-apaan sih kayak banci." Real OMG. Apa hubungannya gitu. Aku masih gak mengerti.
Di Korea, aku melihat mereka melakukan apa yang mereka sukai, sepak bola mereka bagus, lagu mereka bagus, drama mereka bagus, aku kagum bagaimana orang-orang disana tidak menghakimi satu sama lain terhadap apa yang orang lain ingin lakukan. Ketika kamu bilang Korea banyak yang banci, mereka adalah satu dari 2 negara di Asia yang berhasil masuk piala dunia. Apa yang mereka lakukan? Mereka menyukai pekerjaan mereka sehingga mereka berhasil dengan gemilang.
Jujur akhir-akhir ini banyak sekali wabah negatif yang dimiliki masyarakat Indonesia, terutama di media sosial. Bukan lagi menjelek-jelekkan negara lain, namun yang lebih parah adalah menjelek-jelekkan saudara sebangsanya sendiri. Aku tidak tahu bagaimana virus ini menyebar tapi rasanya kok nelangsa sekali negeriku ini, saling maki saling menyalahkan hanya karena perbedaan prinsip hidup yang dijalani. Belajarlah dari negeri gingseng untuk menghargai setiap keputusan yang diambil oleh orang lain tanpa berhak ikut campur atau malah memaksakan prinsipmu kepada orang lain itu.
Aprilia Widia Andini
No comments:
Post a Comment