Kantung Air Mata Seluruh Dunia

Satu hal yang menenangkan dalam kehidupan ini menurutku adalah fakta bahwa kita tidak menderita sendirian. Tidak, aku tidak sedang mengadakan perlombaan adu nasib satu dengan yang lain (toh memang nasib buruk itu takarannya bisa berbeda setiap orangnya). Semua orang akan merasa bernasib sial, meskipun dia misal lahir dari keluarga kaya raya. Kesialan ini tentu saja hanya bisa divalidasi oleh dirinya sendiri bukan oleh orang lain. Misal anak keluarga kaya merasa sial karena tidak bisa merasakan kasih sayang orang tua, hal ini lantas tidak bisa diabaikan oleh orang yang berkekurangan dengan bilang, "Yang penting kan masih bisa makan steik dan nangis di dalam lamborgini setiap harinya.". Ah melelahkan.

Mungkin setiap kita pernah merasa menjadi orang yang paling buruk, paling mengecewakan, paling-paling-paling hal menyedihkan lainnya (abaikan kalimat ini jika kamu didiagnosa sebagai seorang narsistik). Namun hal itulah yang membuat kita sebenar-benarnya sama; berjuang hidup dengan jiwa yang mulai kelelahan. Tapi aku percaya sih, bahwa sebenarnya paling tidak ada satu hal yang menguatkan kita untuk terus bertahan dan menikmati suka dukanya kehidupan. Satu hal tersebut bisa berupa jiwa lainnya, atau tujuan, atau cita-cita, atau masa lalu, entah, tergantung mereka.

Akhir-akhir ini aku kelelahan. Ya, aku ditimbun oleh 1001 berkat yang kadang tidak masuk akal untuk terjadi (tapi terjadi), namun aku punya hak untuk merasa lelah. Lelah dengan diriku, dengan orang-orang disekitar, dengan pemikiran di masa depan (yang kadang kejadiannya gak lebih buruk dengan apa yang aku pikirkan), dengan pikiran jelekku tentang diriku sendiri, dan dengan hal-hal lain yang tidak kuuraikan satu persatu. Tapi aku berhak lelah, meskipun aku bisa 3x makan atau berselancar di dunia maya sepuasnya. Aku berhak untuk bersedih, meskipun kesedihan itu berasal dari kebodohanku sendiri. Ya, tentu aku bersyukur, tapi aku boleh merasa buruk tentang diriku dan kehidupanku.

Aku pernah melempar pertanyaan di sosial media: "Hal apa yang membuatmu bertahan hidup hingga sekarang?" 

Ragam jawaban memenuhi kolom komentarku. Dari jawaban yang serius seperti: "Ingin membahagiakan orang tua, adik, dan kakak. Berjuang buat mereka." sampai ke jawaban yang simple seperti: "Makan indomie". Ya, setiap orang punya kekuatannya sendiri untuk dapat berdiri hingga saat ini dan itu baik adanya. 

Kamu yang sekarang mungkin sedang bersedih, sedang kebingungan, sedang kehilangan, sedang tidak berdaya; nikmatilah. Sambut semua perasaan itu dengan hati yang terbuka sama seperti kamu menerima perasaan senang, bahagia, gembira. Setiap perasaan itu membersamai kamu dan membuat kamu hidup. 

No comments:

Post a Comment