Selama 20 + 6 tahun hidup, aku mungkin cukup sering untuk berbuat bijak; menempatkan diri dimana aku seharusnya berada dalam sebuah peristiwa. Menempatkan diri jadi orang A, menempatkan diri jadi orang B, juga tidak lupa; menempatkan diri untuk menjadi diri sendiri. Bahwa memang, setiap peristiwa akan merekrut beberapa peran di dalamnya. Tidak mungkin hanya satu. Mudahnya; kebijaksanaan adalah kemampuan seseorang untuk melihat dari berbagai sudut pandang untuk melihat satu peristiwa. Tidak condong ke A karena dia seorang kenalan atau menyangsikan B karena dia orang yang tidak kita kenal.
Apakah aku pernah berhasil menempatkan diri dengan baik? Ya, tapi perlu waktu yang cukup lama untuk sampai di titik itu. Karena ketika peristiwa itu terjadi, aku (dan mungkin kita semua) akan melakukan apa yang baik bagi diri kita sendiri. Persetan A akan menangis semalaman, atau B akan patah hati, karena yang kutahu dan kuharapkan adalah; aku tidak menangis semalaman dan patah hati. Lalu ketika penempatan diri itu tidak berhasil (karena keegoisan itu sendiri), peristiwa tersebut berangsur-angsur semakin buruk dan pada akhirnya hanya menjadikan kita orang yang lebih buruk lagi.
Ternyata memang semua peristiwa buruk akan diusaikan dengan kesadaran diri. Sadar bahwa ternyata kemenangan atas peristiwa yang memilukan itu tidak akan berakhir melegakan. Ya, mungkin dengan kecerobohan dan ketidakdewasaan kita; kita bisa menang. Tapi apakah kita akan bahagia? Tentu saja sebagai manusia yang dikaruniai hati nurani, aku jamin tidak akan ada orang yang bahagia karena kemenangan yang dinodai dengan kecurangan dan tipu muslihat.
Lalu sebenarnya apa yang ingin aku sampaikan? Jadilah orang yang bijak; melihat segala sesuatu dari segala sudut pandang. Maafkan diri sendiri untuk kesalahan yang telah lalu dan sampaikan pada diri sendiri untuk berbuat lebih baik ke depannya. Apakah kita akan belajar untuk menempatkan diri dengan baik di peristiwa selanjutnya?
No comments:
Post a Comment