Tidak Ada Nasib yang Layak Diperdebatkan

 "Ah kamu mending, lah aku..."

Begitulah kalimat balasan yang sering kita dengarkan ketika kita sehabis cerita mengenai kejadian sial di dalam kehidupan kita. Kira-kira apa alasan seseorang tiba-tiba mengubah situasi mengharukan tersebut menjadi arena perdebatan? Mungkin sadar atau nggak sadar, kita sebagai manusia sering mengalami bahkan menjadi pelaku mendang-mending ini. Padahal nyatanya, yang namanya nasib itu bukan sesuatu hal yang pantas untuk diperdebatkan seperti cara menyantap bubur diaduk atau engga.

Nasib itu menjadi sesuatu hal yang mutlak dan diluar kontrol kita. Mengapa diluar kontrol? Karena sering kali proses tidak sejalan dengan hasil. Tidak seperti saat kita menggodok indomie goreng tiba-tiba ketika jadi yang tersaji di piring kita adalah ayam geprek. Nasib bukan seperti itu. Mungkin kita sudah persiapan full menjelang ujian, tiap hari belajar sambil mendengarkan spotify premium yang tidak ada iklannya, namun ketika hasil itu keluar; nyatanya gak ada yang menjamin 100% bahwa kita akan lolos. Itu yang dinamakan bahwa nasib itu bukan sebab akibat, tidak ada yang bisa menerka nasib, termasuk diri kita sendiri yang menjalani.

Lalu bagaimana dengan "tidak ada hasil yang mengkhianati usaha?"

Ya dari dulu juga nggak pernah setuju sama kalimat ini. Kalau berkaca pada kalimat itu, maksudnya ketika hasilnya jelek, kesimpulannya kita kurang usaha? Sini kucabutin ubanmu. 

Berangkat dari opini-opini tersebut, maka secara pribadi saya kurang suka ketika ada orang memperdebatkan nasib. Karena sejatinya gak ada yang tahu seberapa berat mereka berusaha, berdoa, selain diri mereka yang menjalaninya sendiri.

Mungkin saya sering kali kesandung menjadi kaum mendang-mending ini karena setiap orang bercerita tentang kesialannya, saya langsung membagikan kesialan saya dengan harapan bahwa orang tersebut menyadari bahwa ia tidak sial sendiri. Di dunia ini, kita sial bersama-sama. Bukan untuk membandingkan tapi untuk menyadari bersama bahwa sejatinya dunia ini memang tidak dibuat untuk siapapun, tapi siapapun bisa membangun dunianya sendiri diluar standar-standar yang tidak masuk akal yang telah tercipta bertahun-tahun.

Aprilia Widia Andini

No comments:

Post a Comment