jika dan HANYA jika

Sudah seminggu tanpa kehadiranmu, perpisahan yang mendadak dan tidak terencana itu sampai sekarang berhasil membuatku tertegun. Perasaan tidak nyaman, bersalah, sedih terus menghantui dan semakin parah saat matahari terbenam. Ingin sekali rasanya berlari dari tempatku berdiam ini, berputar-putar berkeliling kota hingga seluruh badan merasakan sakit yang luar biasa. Ya agar supaya rasa sakit yang tidak tau asalnya ini bisa teralihkan.

Kadang di suatu titik perenungan, aku terkesiap dengan kenyataan "kamu beneran gak kembali ya? kamu bener-bener hilang dengan cara itu? Ah, kenapa kamu bisa bertahan? Apa kamu sudah lupa semua yang kamu ucapin? Kamu udah biasa aja sama ini semua? Bahkan saat menulis ini, aku masih aja cengeng dan jadi sering melamun."

Tentu aku sudah dewasa, sehingga semua keluhanku ini tidak kurang tidak lebih hanya karena aku butuh tempat mencurahkan perasaanku bukan untuk menyalahkan siapapun terkait dengan keadaanku sekarang. Tapi bisa nggak sih perasaan ini berkurang, aku capek ngerasain gak nyaman sama badanku sendiri. Udah ditangisin kayak gimana, cuma tetep satu-satunya hal yang melegakan mungkin ketemu kamu.

Tapi dari semua hal itu, aku cuma berharap kamu baik-baik aja dengan hidupmu. Sudah nggak sedih lagi, bisa melakukan aktivitas dengan baik, bekerja dengan baik. Doaku malam ini tetap sama supaya bisa ketemu kamu di mimpi. Aku kangen kamu banget

No comments:

Post a Comment